Pendidik Harus Miliki Empati

6:52:00 PM Diposting oleh Subhan Afifi

Temanggung, JTNR

Para guru atau tenaga pendidik harus memiliki empati terhadap siswa-siswanya dalam proses belajar mengajar. Selama ini, yang berkembang dalam proses belajar mengajar, empati tidak selalu hadir dari kebanyakan pendidik, sehingga hasil yang dicapai dalam proses tersebut tidak optimal.

Hal itu diungkapkan Rektor Universitas PGRI Yogyakarta, Prof Dr Buchori MS, dalam seminar dengan tema ''Menjadi Pendidik yang Berempati pada Mentalitas Anak'', yang digelar di GOR Bambu Runcing Temanggung, belum lama ini. Selain Buchori, pembicara lain ialah Subhan Afifi (konsultan komunikasi dan pendidikan) dan moderator Susilo ''Den Baguse Ngarso'' Nugroho (guru dan seniman).

Menurut Buchori, absennya empati dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu masalah yang berkembang dewasa ini. Selain itu, proses pembelajaran juga belum selalu mengikuti tahap-tahap perkembangan, termasuk kecerdasan emosional siswa didik. ''Pembelajaran dewasa ini masih berpusat pada guru, siswa pasif dan tidak didorong untuk berpikir kritis, logis, kreatif, inovatif, kemudian juga bersifat hafalan dan hanya menekankan aspek kognitif,'' ujar dia.

Dia mengusulkan, paradigma pembelajaran diubah, dari siswa pasif ke aktif dan berpikir kritis mandiri, dari kelompok besar ke kecil, berorientasi team work dan pembelajaran (bukan pengajaran). Selain itu, dari berpusat pada guru menuju berpusat pada murid, pengetahun diakses dari berbagai sumber, menggunakan teknologi informasi dan pengembangan multi intelegensi.

Sedangkan Subhan Afifi mengungkapkan, kemampuan seseorang untuk mengenali, mempersepsi dan merasakan perasaan orang lain adalah bentuk dari empati. Karena pikiran, kepercayaan dan keinginan seseorang berhubungan dengan perasaan, maka seseorang yang berempati akan mampu mengetahui pikiran dan perasaan orang lain. ''Sifat inilah yang mestinya mendominasi pendidik dalam kiprahnya. Pendidik yang berempati memiliki kemampuan menyelami perasaan anak didiknya tanpa harus tenggelam,'' ujarnya.

Dia mengatakan, anak didik bukanlah kertas putih yang seragam. Sehingga, guru harus mampu mengenali dan merasakan kondisi siswa, dan bukan menjadi pengamat yang berdiri di tempat yang jauh. Guru yang berempati memiliki kemampuan merespon keinginan siswanya yang tak terucap. ''Selanjutnya, empati perlu dipadukan dengan ketrampilan seorang pendidik, dan yang tidak kalah pentingnya, yakni komunikasi,'' tutur Dosen Jurusan Komunikasi, Fisip UPN Veterran Yogyakarta itu.

Diungkapkan, komuniksi efektif mutlak diperlukan pendidik. Beberapa syarat agar komunikasi berjalan efektif adalah saling menghormati dan menghargai, dapat dimengerti dengan baik, jelas dan sikap rendah hati. (*Edy Laks_ed.BS)

0 komentar: