Bertanya pada “Kyai” Google

6:55:00 PM Diposting oleh Subhan Afifi

Minggu pagi (17/5) saya beruntung berjumpa dengan para alumni haji KBIH Bina Ummat Yogyakarta tahun 2006. Kali ini mereka menggelar pengajian 2 bulanan di aula Stikes Aisyiah Yogyakarta. Sepulang haji mereka rutin berjumpa, menggelar kajian bersama, atau sekedar melepas kangen. Sambil cerita-cerita mengenang pengalaman di tanah suci yang selalu menarik, seoalah tak ada habisnya walau telah sering diulang-ulang. Dari kumpul-kumpul itu tak lupa kotak infak beredar. Rupiah yang terkumpul sangat bermanfaat untuk berbagai program keummatan. Dari membantu pengembangan pesantren hingga membantu mereka yang kesusahan. Sebuah usaha mulia memelihara kemabruran haji.

Saya berkesempatan berjumpa mereka, atas peran sang ketua “alumni’, Pak Sukamta, MT. Pria energik yang sering menjadi patner saya dalam memberikan beberapa training pengembangan mutu pendidikan itu, meminta saya untuk hadir. “Mengisi Pengajian haji Bina Ummat,” katanya kemarin ketika menelpon. Waduh, grogi juga saya. Kalau ngisi seminar atau training mungkin nggak begitu masalah, tapi pengajian, rasa-rasanya lebih berat tanggungannya. Apalagi audiens-nya adalah para bapak dan ibu haji yang tentu punya keilmuan dan pengalaman kerohanian lebih dalam. Pak Kamto berusaha meyakinkan bahwa mereka hanya ingin sharing pengalaman. Apalagi, katanya, saya yang berangkat haji via Malaysia dan menjadi petugas haji punya pengalaman menarik, dan berbeda dengan yang dialami para jamaah haji reguler. Walau bertajuk sharing, tak lupa Pak Kamto secara tak langsung menyodorkan tema “Rindu Kembali Ke Tanah Suci dan Memelihara Kemabruran Haji”. Waduh..pripun niki !


Alhamdulillah, setelah bertanya sebentar dengan “Kyai Google” terkait tema yang diminta, berangkat juga saya ke Forum Pengajian itu. Apalagi Pak Kamto sendiri yang langsung menjemput. Di pengajian itu saya di sebut sebagai Ustadz. Waduh ! (lagi..) Belum pantas rasanya, disebut seperti itu. Ya sudah, berbekal sedikit pengalaman di tanah suci dan “wasiat Kyai Google”,hehe, selesai juga saya bicara sekitar 50 menit di depan pak haji dan bu haji itu. Apa yang saya bicarakan sebagian juga pernah saya tulis di blog ini.

Luar biasa dakwah di era internet saat ini. Sarana menuju kebaikan tersebar luas, seolah tak berbatas di dunia maya. Para da’i akan sangat dimudahkan tugasnya. Belajar Islam menjadi lebih mudah. Referensi keIslaman dari A hingga Z segera diperoleh dengan beberapa kali klik. Internet juga menjadi tantangan bagi para da’i untuk mengisinya. Sama dengan media lainnya, internet hanya media yang akan ditentukan warnanya oleh kualitas pesan. Nilai-nilai kebenaran bersaing ketat dengan beragam kemungkaran yang juga tersaji bebas. Jadi, mari menebar nilai-nilai kebaikan untuk semesta alam via internet. Ngeblog salah satu caranya. InsyaAllah, berpahala lho....!

5 komentar:

  1. Salim A Fillah mengatakan...

    "Fas-aluu Ghuugel inkuntum laa ta'lamuun!";P Sanad sekarang juga pakai FLASH DISK;)

  2. Jonru mengatakan...

    Dulu saya pernah hadir di sebuah diskusi sastra. Saat diskusi, salah seorang pembicara membahas nama seorang pelukis, tapi dia lupa namanya. Kebetulan ada yang lagi online, dan langsung cari data si pelukis tsb di Google. Langsung ketemu dan terpampang di layar infocus.

    Teknologi memang sangat memudahkan kita :)

  3. Ellen Rosyelina Sasmita mengatakan...

    Sudah pantas disebut ustadz koq pak...Kalo ada informasi2 unt menambah wawasan keislaman..jangan lupa sy dikirim yaa pak...

  4. Febriansyah Angga mengatakan...

    memang google itu multi talent ya pak...hehehe

  5. Wido Pratikto mengatakan...

    Aktivitas dakwah dapat dilakukan dgn memanfatkan perkembangan teknologi its, tdk adalah masalah, krn semua bagian dari madaniyah, dan selama kajian yg disampaikan tdk keluar dari Tsaqafah Islam, karena yg perlu kita wspadai adalah pemikiran liberal yg muncul dalam dunia maya tsb, JIL dsb