Menulis untuk Peradaban

10:07:00 AM Diposting oleh Subhan Afifi


Tak ada banyak waktu untuk Bercanda. Sekarang, gerakkanlah penamu dan ubahlah dunia melalui kata. Ingatlah, negara Yahudi Raya yang kejam itu, berdiri hanya karena sebuah buku tipis dan satu novel menggugah. Ditulis oleh Theodore Herzl, dua buku itu mengharu biru manusia-manusia Yahudi sehingga mereka menyatukan langkah dalam meraih cita-cita yang sama : sebuah negara Yahudi yang kelak bernama Israel. Hari ini mimpi yang bermula dari buku tipis itu telah terwujud. Lalu apakah yang sudah kita lakukan untuk menggerakkan jiwa manusia kepada sebuah cita-cita besar ?

Menulis adalah sebuah aktivitas yang “biasa”, siapapun bisa. Tapi, sungguh, yang ” biasa-biasa” itu akan menjadi sesuatu yang “luar biasa” ketika digarap dengan serius. Buku tipis berjudul Der Judenstaat (The Jewish State) dan novel Altneuland (Old New Land) karya Benyamin Se’eb alias Theodore Herzl itu juga lahir dari proses yang “biasa-biasa” saja : muncul ide, mulai tulis dan sebarkan. Siapa sangka jika buku itu menjadi inspring words-nya kaum Yahudi, hingga hari ini dan sampai kapanpun.

Membangun sebuah peradaban tak cukup hanya dengan seminar dan diskusi. Perlu upaya kongkrit tanpa harus menunggu hari esok. Menulis adalah salah satu upaya “kecil” untuk cita-cita “besar”. Kenapa saya “mengecilkan” arti aktivitas menulis dan menganggapnya “biasa-biasa” saja, tak lain karena ingin ikut mencitrakan bahwa : menulis itu mudah. Saking mudahnya, sehingga ketika kita membaca sebuah karya tulis berupa artikel di media massa, atau buku baru karangan penulis muda, kita tanpa sadar akan berkomentar : “Oalah.. koq sederhana banget ya..! kalau Cuma begini, aku sih bisa”. Tapi persoalannya, belum satu pun karya kita mewujud dalam bentuk yang kasat mata.

Oke dech, kalau membangun peradaban terasa berat dan jauh, minimal peradaban itu dimulai dari terbangun kualitas diri. Nah menulis, menjadi salah satu pirantinya., Hernowo, dalam Quantum Writing-nya, pernah mengutip kalimat yang dirangkai Fatima Mernissi “usahakan menulis setiap hari, niscaya kulit anda akan menjadi segar kembali akibat kandungannya yang luar biasa”. Pennebaker dengan hasil penelitiannya yang dibukukan pada “Opening Up : The Healing Power of Expressing Emotions”, juga memberi tambahan semangat : menulislah jika anda ingin sehat! Agar sehat, Pennebaker juga merekomendasikan kegiatan menulis rutin dilaksanakan tiap hari, manfaatnya luar biasa : (1) menulis menjernihkan pikiran, (2) menulis mengatasi trauma, (3) menulis membantu mendapatkan dan mengingat informasi baru, (4) menulis membantu memecahkan masalah, (5) menulis-bebas membantu kita ketika kita terpaksa harus menulis. “Anda tidak usah terlalu memikirkan masalah tata bahasa, ejaan atau struktur kalimat..”, ‘Terserah kepada Anda untuk menulis apa saja yang Anda inginkan..’, “Anda harus membebaskan diri Anda.,” tulis Dr James W Pennebaker memberi tips agar menulis menjadi kegiatan menyenangkan sekaligus menyehatkan, seperti dikutip Hernowo.

Nah tunggu apa lagi.. Nulis Yuuuukk..!

(***Subhan Afifi)

2 komentar:

  1. Anonim mengatakan...

    keren pak...
    semoga saya bisa menulis kaya bpk
    hehehe...
    by anzlee

  2. Didik Surya Hadi mengatakan...

    Saya dulu sering dipeseni sama dosen saya : "Tulis yg kau kerjakan, kerjakan yg kau tulis". Tapi kok ya gak tertib-tertib ya, alasanya sok sibuk. Insya Allah berusaha terus, paling tidak lewat blog kayak gini ya pak.