Mantan Loper Koran Raih Gelar Doktor di UI

7:10:00 AM Diposting oleh Subhan Afifi

Sahabat saya, Basuki Agus Suparno, meraih gelar Doktor di UI. Alhamdulillah, Kamis (14/1), saya dan kawan-kawan dari Jurusan Ilmu Komunikasi UPN, berkesempatan menghadiri ujian promosi doktornya. Sebuah "drama" yang sangat inspiratif. Pak Basuki lulus dengan sangat memuaskan. Saya dan Pak Basuki, masuk UPN bareng, Desember 2007. Kami merangkai aneka cerita di dunia pencerahan di kampus babarsari. Mulai dari cari kost bareng saat awal di UPN, sama-sama jadi dosen yunior, "hunting" calon isteri (hehe), bikin kegiatan ini itu, merintis usaha kursus bahasa Inggris (LTI Jogja), hingga bikin jurnal internasional (IJCS). Pak Basuki dan saya sebenarnya bersamaan ditugaskan UPN untuk S3 (tahun 2005). Tapi saya memanfaatkan kesempatan itu setahun kemudian dengan mendaftar di University of Malaya. Ia memilih UI dan lulus, sedangkan saya masih harus berjuang. Semoga segera menyusul ya..

Pak Basuki adalah sahabat dan guru saya sekaligus. Darinya saya banyak belajar. Mulai dari teori komunikasi, metodologi hingga tentang kehidupan. Saya terpesona ketika promotornya, Prof Dr Alwi Dahlan, dalam sambutannya sesaat setelah gelar Doktor resmi diberikan, menceritakan secara runtut dan detail perjalanan hidup Pak Basuki. Mulai dari jadi loper koran, tukang semir sepatu, penjual kantong plastik di pasar, hingga pedagang asongan di kereta api. Sebagian dilakukannya sembari menempuh S1 Komunikasi di UNS Solo. "Saya susah membayangkan, bagaimana ia belajar, mungkin baca bukunya, sambil loncat dari satu gerbong ke gerbong lain," kata Prof Alwi. Pak Basuki memang punya tradisi membaca yang sangat kuat, ringan menolong orang lain, dan sangat religius. Pak Basuki telah memberi inspirasi pada dunia. Liputan Kompas dan Vivanews.com menceritakannya lebih rinci. Selamat Pak Bas..Sukses dan terus Berkarya untuk Kehidupan yang Abadi...!

****

Mantan Loper Koran Raih Gelar Doktor di UI
Jumat, 15 Januari 2010 | 04:03 WIB

DEPOK, KOMPAS - Sidang Terbuka Senat Akademik Universitas Indonesia, yang dipimpin Prof Dr Ilya Revianti Sudjono Sunarwinadi, Kamis (14/1) di kampus FISIP UI, Depok, menarik perhatian banyak kalangan intelektual. Seorang yang dikenal dulunya sebagai loper koran, Basuki Agus Suparno (39), berhasil meraih gelar doktor dalam bidang Ilmu Komunikasi.
”Setelah mempertimbangkan disertasi berjudul Kontestasi Makna dan Dramatisme (Studi Komunikasi Politik tentang Reformasi di Indonesia) dan jawaban yang diberikan saat sidang,Basuki Agus Suparno lulus dengan nilai sangat memuaskan,” kata Ilya Revianti Sudjono Sunarwinadi setelah berapat selama 15 menit dan sidang selama 2 jam.
Promotor Prof M Alwi Dahlan, PhD mengatakan, Basuki Agus Suparno adalah doktor ke-42 lulusan program Ilmu Komunikasi di Universitas Indonesia.
”Yang membedakannya dari lulusan doktor yang lain, Basuki adalah tamatan pertama yang memulai karier komunikasi dari bawah, yakni dari loper koran. Juga dari keluarga besar, anak ke delapan dari sembilan bersaudara,” katanya.
Alwi yang menguji Basuki ketika masuk program S-3 di UI, seperti tak percaya dengan semangat belajar Basuki, yang juga pernah menjadi pengasong di gerbong kereta api.
Basuki Agus Suparno dalam disertasinya mengkaji tentang kontestasi makna reformasi dalam drama politik pada tahun 1997 sampai 1998 di Indonesia dan bagaimana aktor-aktor politik berkomunikasi tentang reformasi dalam drama politik itu.

Tiga dari lima hasil penelitian, yaitu, pertama, situasi pencalonan presiden untuk masa bakti 1998-2003 yang memperlihatkan adanya kompetisi dan saling bersaing antara mereka yang menginginkan Presiden Soeharto tidak dicalonkan dan yang mencalonkan kembali. Kedua, aksi dan demonstrasi mahasiswa yang memperlihatkan persaingan antara mereka yang menghentikan gerakan dan yang berkeinginan memperluas gerakan, serta tingkat partisipasi guna menjatuhkan Presiden Soeharto. Ketiga, kerusuhan massa yang memperlihatkan persaingan pemikiran antara yang melihat sebagai akibat kesenjangan sosial dan pembangkangan sipil.
”Hasilnya, Presiden Soeharto menyatakan berhenti, rezim Orde Baru diganti, dwi fungsi ABRI dicabut, amandemen UUD 1945,” kata Basuki. (NAL)




Tukang Koran Jadi Doktor Komunikasi UI
Basuki Agus Suparno (39) baru satu hari menjadi doktor komunikasi UI.
VIVAnews - Basuki Agus Suparno (39) baru satu hari menjadi doktor komunikasi Universitas Indonesia (UI). Sepuluh tahun lalu saat menjadi tukang koran, semir sepatu dan jual kantong plastik, Basuki tak pernah menduga akan menikmati bangku sampai S3.

"Dari sekitar tahun 1990 saya jualan koran di jalan-jalan Sragen sampai tahun 1996," kata Basuki Agus Suparno dalam perbincangan dengan VIVAnews, Jumat 15 Januari 2010.

Kisah pria kelahiran Sragen, Jawa Tengah, 6 Mei 1971 itu bermula saat sang ayah dipecat sebagai pegawai administrasi di pabrik gula daerah Mojo, Sragen, sekitar 1977. Sang kepala keluarga dikeluarkan karena alasan krisis.

"Lalu kami pindah ke Jakarta sekitar tahun 1978. Di Pasar Kramat Jati, saya jualan kantong plastik dan nyemir sepatu," ujar anak ke 8 dari 9 bersaudara ini.

Selama di Jakarta, Basuki kecil sempat mengenyam pendidikan dari kelas 2 Sekolah Dasar (SD) hingga kelas 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tetapi, pada 1983 datang kabar duka. Sang ayah meninggal dunia. Keluarga Basuki kembali ke Sragen.

"Kami pulang ke Jawa dan di sana mengelola kebun. Ada sekitar 20 pohon kelapa. Lumayan buat makan tiap hari ditambah kiriman beras dari kakak ipar," kata pria yang juga dosen Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta ini.

Masuk SMA sekitar tahun 1983. "SMA favorit, SMAN 1 Sragen," singkatnya. Meski tak ada biaya, motivasi luar biasa bergemuruh di dalam dada Basuki. Alhasil ada jalan keluar.

Basuki gagal di Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) tahun pertama. Tahun berikutnya keberuntungan berpihak padanya. Basuki diterima menjadi mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Solo, jurusan komunikasi.

"Tahun 1991 kuliah di UNS biayanya dari koran. Jualan koran di jalan-jalan Sragen. Kalau jadi agen koran enak, tapi saya betul-betul ambil koran lalu dijual," kata dia lagi.

"Dari koran itu saya dapat keuntungan sekitar Rp 6.000 sampai Rp 7.000," tegas dia.
Kemarin, Kamis 14 Januari 2010, Basuki menjadi doktor ke-42 lulusan program Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia. Mimpi itu terwujud berkat satu kata, kemauan.


ismoko.widjaya@vivanews.com


Sumber : http://nasional.vivanews.com/news/read/121525-tukang_koran_itu_jadi_doktor_komunikasi_ui